Jumat, 25 Mei 2012

Tentang Mereka yang Menjadi Semangat Dalam Hidupku

Anda mungkin tidak akan percaya, bahwa orang - orang yang selama ini telah menyemangati saya adalah mereka yang berasal dari golongan anak - anak. Bertahun - tahun saya mengajar, saya tidak pernah melewatkan satu hari tanpa memikirkan mereka. Pernah ada yang tanya: "Bu Guru, kok enggak bosen 7 tahun ngajar Play Group?", atau Kok ya Bu Guru ga stres ya ngajar anak - anak kayak gitu?. Jawab saya simpel dan selalu sama :"saya kalau tidak ngajar malah stres ,Bu".

Bagi saya, mengajar itu panggilan jiwa, bukan sekedar kerja dapat uang dan seterusnya. bagi saya, mengajar itu sebuah tabungan yang akan membantu saya di alam kubur nanti. Terkadang saya merenung di saat saya begitu letih menghadapinya. Dalam bayangan saya, akan ada sebuah cahaya yang akan datang di alam kubur saya nanti. Dan ketika saya bertanya siapakah itu?, sang cahaya itu akan berkata "aku adalah amal mu dulu, bukankah engkau dulu mengajari murid - muridmu Ayat - ayat suci Al - Qu'ran, bukankah engkau dulu mengajarinya do'a, hadits dan sebagainya, tahukah engkau, muridmu itu sekarang sudah menjadi Guru, dan dia telah mengajari murid - muridnya seperti engkau mengajarinya  dulu?, maka inilah amalmu", ah, mungkin itu imajinasi yang mungkin terlalu tinggi, tapi, bukankah amal jariyah itu selalu mengalir walau kita sudah tidak lagi hidup? Mungkin, itulah alasan pertama yang membuat saya begitu mencintai dunia ini. Dunia yang begitu polos, dunia yang belum tahu tentang "kepura - puraan".

Satu hal yang tidak jarang bisa menggerakkan jiwa ragaku tetap berangkat mengajar meski sedang sakit yang serius, adalah binar semangat yang terpancar dari bola mata mereka. Wajah mereka yang lucu - lucu dan menggemaskan, dan kata - kata yang berasal dari hati merekalah yang kadang - kadang menyentak jiwaku. Suatu saat, ada salah satu murid saya yang bersedih dan menangis, ada - ada saja reaksi dari teman - teman mereka: ada yang mengambilkan minum, ada yang mengelus - elus bahunya, ada yang mengusap airmatanya dengan tissue, ada yang bilang "boleh bersedih,boleh menangis, tapi tidak usah lama - lama yaa". Subhanalloh, alloh Maha Tahu, bahwa saya waktu itu sedang galau berat, banyak masalah, dan mata ini sampai bengkak karena menangis, tetapi Alloh menyampaikan nasihatnya melalui bibir suci anak itu. Dan mulai saat itulah saya bangkit dari rasa sedih itu.

Mereka. Ya, anak - anak kecil itu yang selalu menyemangati hidupku. Kami selalu didoakan agar diberi kesabaran dalam mendidik mereka, kami selalu dido'akan manakala kami tidak bisa masuk karena sakit. Begitulah sebaliknya. Itulah dunia yang begitu indah. Itulah dunia yang begitu kaya, kaya ilmu, kaya akan sebuah nilai, mengerti makna hidup.

Jadi, dengan ketulusan hati ini, sayalah yang seharusnya mengucapkan terimakasih kepada mereka, atas "pelajaran - pelajaran" yang tidak bisa saya dapatkan di bangku kuliah, atas semangat yang selalu membuat saya merasa lebih hidup, atas kesempatan yang telah mereka berikan, untuk belajar menjadi pribadi yang lebih lembut, ah, terlalu banyak nilai yang mereka ajarkan kepada saya selama ini.

Kepada merekalah, saya untaikan terimakasih yang sebesar harapan dan sedalam hati.
Kalianlah semangat hatiku, Nak........
Selamat menapaki ladang yang lebih luas dan menghijau
***
sebuah perenungan hari ini, ketika saya mendampingi mereka, mengenalkan lokasi sekolah mereka (TK) tahun                  ajaran  baru nanti. Melewati sebuah desa dan persawahan, berjalan menyusuri parit diantara jerit mereka yang            kegirangan, sebentar lagi mereka akan memenuhi kenangan dalam album hati kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar