Selasa, 22 Mei 2012

Sombong Itu Selendang Alloh, Maka Janganlah Kita Merampasnya



Hari ini, Selasa, 23 Mei 2012. Aku tertegun, betapa Alloh telah menegurku dengan lembut. Baru beberapa hari yang lalu aku update status di facebookku, isinya adalah :
“Sudah 5 tahun tak merasakan batuk
Sudah 4 tahun tak merasakan pilek”
Begitulah bunyinya. Aku bukannya sombong, aku bukannya riya’, apalagi takabbur. Terkadang aku ingin berempati kepada teman – temanku yang sering dilanda batuk dan pilek. Mereka sering mengeluh pusinglah, sumpeglah, ga semangatlah dll. Terkadang aku heran, kenapa sih mereka tidak bisa menjaga kesehatan mereka sendiri? Kan mereka sendiri yang merasakan.
Berawal dari status di facebook  yang aku tulis pagi – pagi sebelum berangkat kerja, aku merasakan sesuatu telah terjadi. Siangnya aku merasakan kantuk yang luar biasa. Namun aku tetap menahannya. Lalu ada yang aneh dalam tenggorokanku. Terasa kering dan selalu haus. Ah, radang tenggorokanku.
Malam harinya, udara Jogja terasa panas. Aku yang lagi keranjingan menulis dan keranjingan online ini tidak terasa tertidur diatas karpet lantai. Pukul tiga dini hari, aku terbangun dan terasa begitu dingin sekali. Sekali lagi, aku merasakan “nggregesi”.
Siang itu, sepulang dari kerja, kami “njagong “ Bu Guru TK yang melahirkan anak ke -2nya. Ternyata ada agenda mendadak, anak didik saya sakit dan harus segera memerlukan pertolongan kami, Bu Gurunya karena dia hanya tinggal sama Khadimatnya. Mulai dari situ aku merasakan badanku telah lunglai. Beberapa kali aku sampai muntah di jalan. Jaket tebal yang kupakai, tas ransel yang aku letakkan  didepan dadaku, ternyata tak sanggup mengusir rasa dingin hawa sore itu. Dan akhirnya aku tumbang juga. Aku sakit, bukan hanya batuk, tapi batuk pilek dan disempurnakan dengan linunya gigiku, padahal, seumur hidup baru sekali aku sakit gigi, yaitu saat aku masih duduk di kursi Taman Kanak – Kanak.
Malamnya aku demam. Dan mulai intens harus membersihkan hidungku karena pilek. Batuk yang berdahak telah membuatku susah tidur. Aku berencana tidak akan masuk ngajar. Namun ternyata rencana itu aku gagalkan sendiri.
Hari ini, aku tersadar kembali, bahwa tidak pantas seorang manusia itu sombong terhadap karunia yang Alloh berikan. Sebaliknya, seorang manusia wajib mensyukuri apa yang Alloh berikan kepada kita. Sering kali, kita begitu berat mengucapkan tahmid kita.
Ya Alloh, ampunilah hamba-Mu ini, terlalu naïf, terlalu merasa hebat, padahal semua ini Engkau yang member. Kesombongan hanya pantas untuk- Mu, Wahai Penguasa langit dan bumi.
Ampuni aku Yaa Robbi……..

Jogja, saat ragaku semakin tak kuasa
         23 Mei 2012, menjelang adzan Maghrib berkumandang

2 komentar:

  1. Semoga Allloh SWT senantiasa menjaga hambanya yang selalu mau mengagungkan Asmanya.,dikala longgar ataupun sempit,..amin....

    BalasHapus