Hari ini, Selasa, 23 Mei
2012. Aku tertegun, betapa Alloh telah menegurku dengan lembut. Baru beberapa hari
yang lalu aku update status di facebookku, isinya adalah :
“Sudah 5
tahun tak merasakan batuk
Sudah 4 tahun tak merasakan pilek”
Sudah 4 tahun tak merasakan pilek”
Begitulah
bunyinya. Aku bukannya sombong, aku bukannya riya’, apalagi takabbur. Terkadang
aku ingin berempati kepada teman – temanku yang sering dilanda batuk dan pilek.
Mereka sering mengeluh pusinglah, sumpeglah, ga semangatlah dll. Terkadang aku
heran, kenapa sih mereka tidak bisa menjaga kesehatan mereka sendiri? Kan
mereka sendiri yang merasakan.
Berawal
dari status di facebook yang aku tulis
pagi – pagi sebelum berangkat kerja, aku merasakan sesuatu telah terjadi.
Siangnya aku merasakan kantuk yang luar biasa. Namun aku tetap menahannya. Lalu
ada yang aneh dalam tenggorokanku. Terasa kering dan selalu haus. Ah, radang
tenggorokanku.
Malam
harinya, udara Jogja terasa panas. Aku yang lagi keranjingan menulis dan
keranjingan online ini tidak terasa tertidur diatas karpet lantai. Pukul tiga
dini hari, aku terbangun dan terasa begitu dingin sekali. Sekali lagi, aku
merasakan “nggregesi”.
Siang
itu, sepulang dari kerja, kami “njagong “
Bu Guru TK yang melahirkan anak ke -2nya. Ternyata ada agenda mendadak,
anak didik saya sakit dan harus segera memerlukan pertolongan kami, Bu Gurunya
karena dia hanya tinggal sama Khadimatnya.
Mulai dari situ aku merasakan badanku telah lunglai. Beberapa kali aku sampai
muntah di jalan. Jaket tebal yang kupakai, tas ransel yang aku letakkan didepan dadaku, ternyata tak sanggup mengusir
rasa dingin hawa sore itu. Dan akhirnya aku tumbang juga. Aku sakit, bukan
hanya batuk, tapi batuk pilek dan disempurnakan dengan linunya gigiku, padahal,
seumur hidup baru sekali aku sakit gigi, yaitu saat aku masih duduk di kursi
Taman Kanak – Kanak.
Malamnya
aku demam. Dan mulai intens harus membersihkan hidungku karena pilek. Batuk
yang berdahak telah membuatku susah tidur. Aku berencana tidak akan masuk
ngajar. Namun ternyata rencana itu aku gagalkan sendiri.
Hari
ini, aku tersadar kembali, bahwa tidak pantas seorang manusia itu sombong
terhadap karunia yang Alloh berikan. Sebaliknya, seorang manusia wajib
mensyukuri apa yang Alloh berikan kepada kita. Sering kali, kita begitu berat
mengucapkan tahmid kita.
Ya
Alloh, ampunilah hamba-Mu ini, terlalu naïf, terlalu merasa hebat, padahal
semua ini Engkau yang member. Kesombongan hanya pantas untuk- Mu, Wahai
Penguasa langit dan bumi.
Ampuni
aku Yaa Robbi……..
Jogja,
saat ragaku semakin tak kuasa
23 Mei 2012, menjelang
adzan Maghrib berkumandang
Semoga Allloh SWT senantiasa menjaga hambanya yang selalu mau mengagungkan Asmanya.,dikala longgar ataupun sempit,..amin....
BalasHapusAmin
BalasHapustxs ya