Hari ini saya benar-benar mendapatkan
pelajaran yang begitu berharga. Adalah sebuah Iltizam, atau sebuah komitmen.
Ceritanya, jadwal mata kuliah Semester Pendek yang saya ikuti adalah hari
Minggu. Hm…sebetulnya saya merasa keberatan mengikutinya, pasalnya hari Minggu
selalu ada acara di beberapa organisasi yang saya ikuti. Bayangkan, kalau dari
keenam pertemuan di semester pendek itu, empat pertemuan bersamaan dengan acara
penting yang harus saya hadiri(bukan karena sok penting,tapi karena saya butuh
untuh menghadirinya), padahal, walau kehadiran itu bukan segala-galanya, tapi
saya termasuk orang yang sangat menghargai kehadiran. Bagaimanapun, hadir dan
tidak hadir adalah sesuatu yang berbeda bukan? Satu hal lagi, di kampus saya
tidak berlaku terhadap apa yang namanya
nitip tandatangan.
Pada pukul 10 pagi tadi ada sms
masuk, isinya memberitahukan bahwa MK Kewirausahaan(mata kuliah yang saya
ikuti) di semester pendek akan dimulai hari ini jam 12.30-14.00 WIB. Saya
benar-benar terhentak. Antara senang karena itu berarti pada hari Minggunya
saya bebas menghadiri acara. Tidak senangnya, kuliah hari ini akan berakhir
tepat jam14.00 WIB, padahal jam14.00 saya harus mengikuti gladi bersih untuk
acara akhirussanah TK. Dan peraturannya, kalau ada guru yang datang setelah
jam14 sudah dihitung terlambat dan akan dikenakan iqob. Memang ketat sekali
peraturan di tempat kerja saya itu.
Masalahnya bukan iqob yang saya
pikirkan. Ini adalah sebuah idealism saya, atau sebuah komitmen saya, bahwa
saya sangat menghindari keterlambatan dalam suatu acara. Dan selama tiga tahun
ini, saya hanya satu kali terlambat. Ya, hanya sekali saya terlambat dan hanya
8 menit saya terlambat, dan yang mengecewakan adalah waktu itu saya terlambat
karena jam dinding saya terlambat berputarnya. Duh, betapa kecewanya ketika
itu. Dan semester ini saya tidak ingin terlambat. Tapi pada kenyataannya, saya
baru keluar kelas tepat saat hitungan terlambat di tempat kerja saya dihitung
terlambat.
Saat saya di kantor administrasi
kampus tadi saya bertemu dengan seorang laki-laki masih muda, saya membatin,inikah dosen saya?,hm..semoga bukan.
Rencana, saya akan izin keluar pada jam13.30, tapi kalau dosennya kayak gini ya
saya ga enak sendiri.He.he.he…
Saya benar-benar kaget, ternyata
dugaanku benar, dosen muda itu benar – benar masuk kelasku. Oh my God,
rencanaku izin gagal total. Dan kuliahpun berlalu dengan pikiran saya yang
kacau.
Alloh Maha Tahu azzam yang ada di
hatiku, bahwa saya ingin datang pada acara gladi bersih itu dengan tepat waktu.
Tepat saat jam di hp saya menunjukkan jam 13.26 dosen saya mengakhiri kuliah
perdana kami. Saya takjub, bersyukur dan tidak percaya. Alloh telah
membahagiakan saya dengan skenarionya yang begitu indah.
Komitmen saya untuk menghadiri acara
dengan tepat waktu adalah sebuah kebiasaan yang baik, meski terkadang terkesan
buru-buru. Tetapi saya sangat puas bila bisa seperti itu. Yah..mempunyai
komitmen adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Dan menurut saya kebiasaan itu
harus dibiasakan sejak masih kecil. Komitmen yang saya punyai sekarang ini
adalah buah dari jerih payah saya dari semenjak saya kecil dulu.
Iltizam atau komitmen. Dalam berdisiplin -pun
membutuhkan iltizam,membutuhkan azzam yang kuat. Terkadang ada orang yang sulit
sekali berdisiplin masalah waktu, berdisiplin untuk menepati janji dll. Tidak
dapat dipungkiri,bahwa orang lain akan menilai terhadap sikap kita. Kalau kita
sering terlambat dalam mendatangi suatu acara, sering-seringnya kita mendapat
“predikat” telatan. Tidak enak bukan? So…. Punyailah iltizam untuk tepat waktu
dalam segala hal, karena bukan hanya kita yang merasakan akibatnya, tapi juga
orang lain. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk saya dan Anda tentunya