“Bu
Guru, tolong bilangin anak saya biar mau belajar di rumah ya, susah sekali
kalau disuruh belajar. Ada saja alasannya, ngantuklah, laparlah, nonton tv lah,
mainlah, pusing saya Bu!”, keluh seorang ibu kepada Bu Guru. Pernahkah Anda
merasakan hal yang sama? Anak Anda enggan belajar,walau sampai dipaksa-paksa,
tetap tak mau belajar. Sedih, kecewa apa sampai dongkol? Hm….perasaan itu
memang wajar, karena sebagai orang tua memang senang mempunyai anak yang rajin
belajar.Yang jadi masalah saat perasaan negatife Anda itu “tersalurkan” secara
negative pula kepada anak.
Maka,
mari duduk bersama, duduk dengan tenang, tenangkan hati dan pikiran kita, bisa
jadi kita juga punya andil terhadap keengganan belajar mereka. Dibawah ini
beberapa tips sederhana yang bisa kita coba agar anak kita mau dan menikmati
belajarnya.
1. Jangan menuntut anak secara
berlebihan.
Terkadang kita menuntut anak kita
sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tak melihat kemampuan anak kita. Idealis
itu harus, tapi kita juga harus melihat realitanya. Anak butuh proses, butuh
waktu. Tidak semua anak yang sebaya kemampuannya harus terpenuhi semua. Kadang
si A kemampuan kognitignya bagus, fisik motorik bagus, tapi kemampuan seninya
masih belum tertarik. Kadang si B kemampuan dalam bidang Seni luar biasa, tapi
kognitifnya masih perlu dibimbing lagi. Kita harus bijaksana sebagai orangtua.
Jangan salah, bukan orang hanya orangtua yang sress menghadapi anaknya, tetapi
tak sedikit anak juga “stress” memenuhi tuntutan kita. Jadi, saling tahu sama
tahulah.
2.
Lihat
Kondisi anak.
Ketika anak kita dalam keadaan
capek, ngantuk, sedang dalam pemulihan setelah sakit, bersedih, kecewa, maka
kondisi seperti ini akan menjadikan dirinya “bad mood”, tidak bersemangat.Nah,
jika kondisinya seperti ini, alangkah baiknya anda merekomendasikan untuk istirahat
terlebih dahulu.Otak yang tegang, akan sulit menerima “materi”
3.
Ciptakan
suasana yang kondusif.
Pernahkah kita mengajak anak
belajar sementara Tv, radio anda menyala? Wah, sebaiknya dimatikan dulu karena hanya
akan membuat konsentrasi anak terpecah sehingga tidak focus belajar. Ciptakan
suasana yang nyaman, tenang dan menyenangkan. Tempat yang rapi juga
mempengaruhi juga sehingga kita juga perlu memperhatikan hal itu.
4.
Spesialkan
anak
Pernahkah Anda menyajikan makanan
untuk anak Anda ala resto? Mungkin ini bagus untuk membangun mood belajarnya.
Tak harus mewah, Anda menggoreng telor berbentuk lingkaran, dan diatasnya anda
kasih nasi yang dibentuk dengan gelas, bagi anak-anak itu sudah “laziis”.
Nah, sekarang kita lebih
mengerti, bahwa belajar itu penting, tetapi bahagia dalam belajar, menurut saya
lebih penting. Bahagia dalam belajar, akan membuat anak kita menikmati
belajarnya, hatinya gembira, syaraf-syaraf di otaknya akan lebih cepat dan
lebih banyak menyerap “materi”. Tidak hanya itu, bahagia saat belajar, akan
membuat anak lama kelamaan akan “keranjingan” belajar, nah… kalau sudah begini,
Anda jugalah yang lebih “tenang”, tidak usah meminta anak belajarpun mereka
sudah terpola untuk belajar.
Suatu hari, saya melihat sebuah
tulisan di tepi jalan raya. Bunyinya kurang lebih begini:
“Rajin belajar itu biasa, bahagia
dalam belajar itu luar biasa”.
Hm…ada benarnya juga menurut
saya. So… mulai hari ini, yuk kita benahi strategi kita dalam “dunia belajarnya
anak”, agar anak bukan hanya rajin belajarnya, tetapi juga menikmati dengan
rasa bahagia saat belajar. Semoga bermanfaat.