Senin, 14 Mei 2012

Cinta.....Izinkan Aku Menikah Lagi

Seharian penuh aku menunggunya.Aku berusaha mengikhlaskan weekend kami berdua untuk sebuah acara menulisnya di daerah terpencil.Detik berganti menit,menit berganti dengan jam.Seolah begitu lama aku rasakan."Harusnya dia di sisiku,bukankah sangat jarang aku bisa weekend di rumah?Kuliah S3 ku yang sebentar lagi kelar ternyata telah menjadi dinding bagi kami",berontakku dalam hati."Ah...tapi dulu sebelum nikah juga aku sudah tahu bahwa dia makhluk yang sangat dibutuhkan banyak orang.Lalu,kenapa hari ini aku harus marah?",sisi ruang hatikuyang putih menasehati...
Entahlah.....hari itu terasa lama kurasakan.
Jam dinding kado pernikahan kami 5 tahun yang lalu berdentang 4 kali,ketika itu ada sebuah sms yang masuk dari HP ku.
"Bunda,ayah pulang stgh jam lg",ternyata suamiku yang sms.Lalu aku balas:"ya,cinta",lalu dengan senyum aku mandi dan berdandan untuknya,aku tak mau dia datang dalam kondisi aku masih beraroma tumis buncis tadi siang.lalu aku menyiapkan baju gantinya yang telah harum."Hm...pangeranku akan segera pulang",gumamku girang. Lalu aku menunggunya sambil membaca Barakallah Merayakan Cinta-nya Salim A Fillah.Entahlah...buku itu selalu saja ku baca walaupun sudah beberapa kali khatam.
"Assalamu'alaikum...",suaranya menggetarkan hatiku.Kujawab salamnya,kucium tangannya dengan penuh ta'zim.
"Hm...bunda makin cantik aja",katanya menggodaku."Ah..pangeranku juga makin ganteng aja...hati - hati looh...banyak penggemar ntar",godaku memerahkan wajah hitam manisnya.. "Ah Bunda tau aja,ayah mau mandi dulu",jawabnya. "Udah bunda siapin air hangat buat pangeraan",kataku sambil menyiapkan kopi untuknya."Waah...bunda makin shalihah saja ya...semoga S3nya cepat kelar...jadi bisa weekend bareeeng.....",katanya setengah teriak sambil berjalan ke kamar mandi.Aku hanya tersenyum."Cinta...seandainya kau tahu,akupun sudah hampir lelah menjalaninya",batinku.
Lalu kuambil baju yang tadi dia pakai.Tidak sengaja aku temukan secarik kertas.Kubaca dengan bergetar "Akhi,aku sudah tidak kuasa menahan rasa cinta ini,dan aku rela menjadi istri ke-2mu".Hampir lunglai aku membacanya.Keringat dingin telah keluar dengan begitu cepatnya...berpacu dengan detak jantungku..Aku coba menguasai diri.Kuusap airmataku yang telah meleleh dari tadi.aku tak ingin suamiku melihatku menangis..
Saat suamiku hendak sholat maghrib,aku menahannya."Cinta,sholat di rumah saja yaaa,bunda dah kangen neh..dah lama ga maghrib bersama",kataku bergelayut manja.. "Hm... iya deh",jawabnya. Lalu,kami berdua terpekur dalam tiga rokaat yang syahdu.Dzikir bergetar dalam istighfar yang dalam.Ku amini do'a tulus yang terucap dari sang imam yang aku cintai itu.Dan saat aku mencium tangannya,dia menarikku dalam pelukannya..lama.. dan aku mulai terisak...tetes airmata semakin menderas..meluap tanpa bisa dibendung lagi..tubuhku semakin terguncang...seakan - akan aku sudah kehilangan iman... Dengan terbata-bata aku bercerita: "Kemarin bunda ketemu ukhti Ana...katanya dia sangat mencintai Ayah....dan katanya ayah juga mencintainya...Bunda ga tahu...kenapa akhwat sekarang itu udah ga punya malu",kataku dengan suara yang agak dingin."Bunda!!,cinta itu adalah fithrah..kita ga tahu cinta itu mau datang kapan dan kepada siapa,dan untuk siapa cintanya.itu Alloh yang ngatur Bunda!!",jawab suamiku agak meninggi juga... ya...sebuah pembenaran....,batinku..
Lalu,aku dipeluknya lagi....tangisku pecah saat membayangkan wajah kedua orangtuaku....reaksi apa yang akan mereka berikan saat aku memberitahu prahara keluarga kami...
Dengan lirih suamiku berkata:"Cinta.....izinkan aku menikah lagi....aku takut dengan perasaan ini.Bunda ga ingin Ayah terjerumus dalam do'a kan?,pintanya sambil mencari jawaban di bening mataku....Dan jawaban itu belum ada...Karena aku harus minta petunjuk dari sang pemilik cinta...
Malam itu...makan malam kami begitu hening....tak ada canda dari pangeran....tak ada adegan suap-suapan...tak ada kata-kata:"masakanmu manis cinta...semanis wajahmu".Malam itu...terasa begitu panjang....seakan ingin memberi waktu yang banyak  buat sang bidadari yang terluka : jawaban apa yang akan ia berikan..
Malam semakin luruh.....seperti luruhnya hati sang bidadari berlesung pipit itu...,menanti jawaban dari Robb-Nya.

2 komentar: