Pada
suatu sore yang basah
Ia terbaring lemah tak berdaya
Satu persatu kekalahan-kekalahannya kembali terlintas
satu persatu, lukanya kembali terasa perih
Dan airmatanya telah meleleh
Ia terbaring lemah tak berdaya
Satu persatu kekalahan-kekalahannya kembali terlintas
satu persatu, lukanya kembali terasa perih
Dan airmatanya telah meleleh
Jatuh....pada
kedua pipinya yang telah lelah
Pada suatu sore yang basah
Ia gelisah.
Bukan karena rasa takut akan sebuah kehilangan
Karena sejatinya kehilangan itu sebuah kepastian
Tapi kegelisahannya terletak pada hatinya
Hati yang telah lama gersang
Hati yang telah lama berkarat
Hatinya yang sedang sakit
Lalu diambillah air wudhu
Ia basuhkan ke wajahnya
Sejuk.....meresap ke dalam hatinya
Ia hadapkan wajahnya
Ia pasrahkan dirinya
"Tuhan.....aku ingin kembali, kepada-Mu, sedekat dulu"
Lalu ruku',i'tidal dan sujudpun terasa indah.
Dan pada sujud terakhirnya
Ia tersentak....
Sang Izro'il telah membawa ruhnya ke atas....
Ke langit, dan para malaikatpun mencium wanginya
Selamat tinggal dunia
Aku telah bersabar atas segala luka yang ada
Pada suatu sore yang basah
Ia gelisah.
Bukan karena rasa takut akan sebuah kehilangan
Karena sejatinya kehilangan itu sebuah kepastian
Tapi kegelisahannya terletak pada hatinya
Hati yang telah lama gersang
Hati yang telah lama berkarat
Hatinya yang sedang sakit
Lalu diambillah air wudhu
Ia basuhkan ke wajahnya
Sejuk.....meresap ke dalam hatinya
Ia hadapkan wajahnya
Ia pasrahkan dirinya
"Tuhan.....aku ingin kembali, kepada-Mu, sedekat dulu"
Lalu ruku',i'tidal dan sujudpun terasa indah.
Dan pada sujud terakhirnya
Ia tersentak....
Sang Izro'il telah membawa ruhnya ke atas....
Ke langit, dan para malaikatpun mencium wanginya
Selamat tinggal dunia
Aku telah bersabar atas segala luka yang ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar