Senin, 05 November 2012

Lelaki Itu, Tidak Lebih Hebat Dari Muridku

Ini adalah sebuah kegetiran jiwa, atau kemirisan jiwa. Tentang seorang laki-laki yang menurutku Tidak lebih hebat dari murid-muridku yang belum berumur 4 tahun.
Ceritanya, hari ini sekolah tempat saya mengajar akan mengadakan special day. "Wisata Kuliner", dimana murid-murid akan "membeli"  makanan tradisional.
Sudah dari jam tujuh pagi saya sudah siap di Pasar Bantul, mengambil pesanan ketan ireng dan otek serta dawet. Saya berdua dengan seorang teman. Saya memangku otek satu nampan, sementara seperti biasanya  punggung saya selalu menempel tas ransel. Saat melewati jalan sempit, masih di sekitar pasar, tiba-tiba ada lelaki dari arah berlawanan, dengan bermotor dan membawa "kronjot" (tempat membawa belanja dengan jumlah banyak) menyenggol/ menyerempet tas ransel dan pinggang saya. Saya terjatuh ke depan, sementara tas yang baru 2 pekan saya beli robek dan seluruh buku-buku saya berceceran dimana-mana. Padahal seh...itu tas tergolong lumayan bagus menurut saya. Huft... saya menahan kesakitan dan sedih saat itu. Alhamdulillah, ada dua bapak-bapak yang membantu memunguti buku dan dompet saya. Sedang lelaki yang menyerempet saya tadi tetap melaju tanpa berhenti sekedar untuk minta maaf.
Lelaki yang tidak pantas untuk menyandang sebutan lelaki. Saya menahan sejuta rasa. Ada kecewa..... Ada sedih... dan ada sedikit marah... Lelaki itu tidak lebih hebat dari muridku!! Ketika secara tidak sadar menginjak kaki temannya saja murid saya langsung minta maaf, Lah ini... sudah besar...boro-boro minta maaf, berhenti saja tidak!! Benar-benar tidak punya malu.
Yang membuat saya merasa sedikit "nelangsa" karena sudah dua hari ini saya bener-bener di uji sama Alloh...
Rasanya bener-bener dihati itu pingin berteriak (padahal kalo berteriak sih sah-sah ajaa, asal ga malu saja)
Setelah sampai sekolah, saya bersalaman dengan bu guru seperti biasanya sambil menahan sakitnya pinggangku.
Dan saya tak bisa menahan airmata saya saat bersalaman dengan seorang guru....Saya menangis untuk yang pertama kalinya di gedung kami yang baru..., untung saja belum banyak murid saya yang datang.( Tapi... ketika ada murid yang melihatpun menurut saya sah-sah saja... kan menangis itu boleh... asal tak lama-lama)
Menyadari hal itu saya langsung melepaskan pelukannya... Dan saya baru tersadar, ternyata ada walimurud bapak0bapak yang melihat kami. Huuaaaa..... sedikit malu sih... tapi sudahlah...toh, guru bukan malaikat...
Hm...hari ini betul-betul spesial...Alloh telah mendidik saya.
Saat catatan ini saya tulis, saya baru aja pulang dari sekolah, menunggu motor saya dicuci saya mampir di warnet....
Dan sekarang, saya akan segera pulang untuk siap-siap mengikuti kuliah esok pagi. Hm...kuliah?loh...tas ranselku gimana....?????????

3 komentar:

  1. saya juga pernah punya pengalaman tidak mengenakkan tentang keserempet. Memang tidak enak bertemu dengan orang yang tidak bertanggung jawab

    BalasHapus
  2. terimakasih atas kunjungannya mbak.... iya, ga ngenakin banget

    BalasHapus