Senin, 03 Juni 2013

Anak Anda, Anak Siapa?



Anak. Kehadirannya begitu dinanti. Seiring dengan usianya yang terus bertambah, tidak sedikit orangtua yang merasa “repot” ngurusi anak (apalagi mendidik). Alkisah, ada seorang anak yang begitu “aktif” di sekolah. Terkadang membentak Bu Gurunya, memukul kepala Bu Gurunya,atau mengintimidasi temannya. Jika berkemauan harus langsung dituruti.  Sebenarnya saya sebagai salah seorang gurunya masih bisa menanganinya. Tapi saat saya membaca buku penghubung (buku komunikasi guru – orangtua), saya kok merasa aneh. Seakan anak ini diatas angin. Orangtuanya kewalahan. Saya berfikir, anak ini cerdas, pintar, cantik lagi, alangkah lebih membahagiakan jika lebih “shalihah” lagi. Akhirnya kami tawarkan fasilitas sekolah untuk konsultasi dengan psikolog  / konselor sekolah. Kami, guru kelasnya menganalisa(cieee…gayanya), anak ini sepertinya “aktif” karena pola didiknya yang mungkin saja ada yang perlu dibenahi, bukan pada diri sang anak, misalkan gangguan pusat perhatian atau hiperaktif. Kami memilihkan konselor kami, sekaligus pendiri sekolah ini,16 tahun yang lalu.
“Pola didiknya ada yang kurang tepat, anak ini sebagian besar waktunya dihabiskan dengan neneknya. Jika pagi, sang anak (dengan sudah dalam keadaan rapi) dijemput  ibunya, diantar ke sekolah. Pulang sekolah, “dititipkan” sama neneknya yang rumahnya terpisah beberapa desa. Maghrib kadang pulang kadang menginap. Kalau sama neneknya, apa – apa dituruti. Pergaulannya tidak bisa dipantau. Saya menyarankan  kepada ibu dari anak ini untuk “mengambil alih” kewajiban  mengasuh, mendidik anaknya. Kalau tidak, ia akan “kehilangan” anaknya. Punya anak, tapi serasa punya anak.”. Itu penjelasan konselor kami setelah konsultasi usai.
Kami sebagai gurupun dituntut untuk selalu memantau. Di buku komunikasi, kami merekomendasikan sang ibu untuk melakukan aktifitas bersama yang disukai sang anak. Kami buatkan list tentang kegiatan murid kami itu. Selain itu juga terus memotivasi anak tersebut untuk main bersama ibunya, mengaji dll. Kalau neneknya rindu, neneknyalah yang datang. Singkat cerita, perubahan itu terjadi. Kami semua bersyukur untuk itu.
Anak Anda, Anak siapa? Tentu saja titipan Tuhan. Tapi siapa yang dititipi? Bukankah ia dititipkan Tuhan didalam rahim Anda?Anak Anda, anak Siapa? Ya anak Andalah. Andalah yang harus merawatnya. Andalah yang berkewajiban untuk mendidik. Dan Tuhan kelak akan bertanya tentang bagaimana anda mendidik. Nah, yuk kita bertanya pada diri kita, sudahkah kita menjadi sebenar-benar ayah? Sudahkah kita menjadi ibu yang sebenar – benar ibu? Tanyakan pada hati Anda, ia lebih tahu dan lebih jujur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar