Politik itu kotor. Mungkin itu di matamu. Tetapi
tidak di mataku.
1#
Pengalaman pertama :
Mungkin dalam
pikiranmu, politik itu identik dengan kekuasaan, jabatan, uang dan lain – lain.
Jujur, saya suka berpolitik. Tetapi saya tidak menyadari, sejak kapan saya suka berpolitik. Tetapi saya teringat
kejadian ketika saya masih kecil dulu. Ketika itu, malam – malam ibuku mengendap-endap di samping rumah Pak Lurah.
Waktu itu ada acara pemilihan ketua pemuda. Wah…” si ibu emang kurang kerjaan,
pingin tahu aja”, batinku saat itu. “Haduh Nduk….bapakmu jadi ketua pemuda
lagi”, kata ibuku sembari menggandeng tanganku untuk pulang.
1#
Pengalaman kedua :
Saat
saya kelas lima SD, saya terpilih jadi Ketua Kelas. Dan itu berlangsung sampai
saya kelas VI SD. Memimpin kelas yang waktu itu banyak “anak nakal” tidaklah
mudah. Disini, mungkin belum terbudaya memimpin rapat. Yang ada hanyalah
dominasi memimpin. Bagaimana memimpin
kelas, bagaimana menyikapi saat guru belum juga datang padahal jam belajar
sudah berjalan dengan lama. Disini saya
dituntut untuk bisa “mendiamkan” kelas saat ada tugas dari guru atau saat guru
keluar karena ada acara. Mungkin memang karena baru belajar, beberapa kali
“mendiamkan” anak laki – laki memang agak susah. Ketika itu, sampai saya
ditantang berkelahi. Dan benar, sebagai seorang “pemimpin”, gengsi donk kalau
ga berani. Akhirnya sayapun berkelahi dengan teman lelaki saya.Waah…seru juga
saat itu. Untung tidak lama setelah itu
bel masuk berbunyi. Selamat deh…. Mungkin….ini adalah pembelajaran
politik yang keliru. Dimana, tidak semua “masalah” harus diselesaikan dengan
aju jotos.
3#
Pengalaman Ketiga : Vakum
Saat
saya duduk di SMP, saya menjelma sebagai orang yang biasa – biasa saja.
Saya
benar – benar menjadi pelajar yang hanya sekedar belajar. Di jenjang inilah,
aku vakum berpolitik.
4#
Pengalaman Keempat
Anak
SMA semestinya masih suka belajar. Hm…saya masih rajin belajar kok. Nilai ujian
juga ga jeblok-jeblok amat. Tapi di jenjang pendidikan ini saya mulai banyak mengikuti
organisasi.Hm.. ada berapa ya? Kalau nggak salah ada 5 organisasi. Hampir pergi
jam 6 pagi, pulang jam6 malam. Dari sini, saya banyak bersinggungan dengan
orang-orang dari sebuah partai tertentu. Tetapi saya masih belum paham betul,
apa itu politik, apa itu partai.
#5
Pengalaman Kelima
Semester
pertama kuliah, saya langsung dibidik menjadi ketua DPRa di sebuah partai.
Kenapa saya dipilih? Mungkin salah kali ya??. Mungkin karena teman-teman di
organisasi tertentu tahu kalau saya punya bakat memimpin,ciiieeee, bukannya
sombong sih, tapi saya mengakuinya. Saya mengendalikan kerja-kerja partai dari
balik asrama. Maklum, waktu itu saya di asrama. Setiap pekan pulang dan selalu
ada koordinasi. Maklumlah…partai saya itu bekernyjanya bukan Cuma kalau mau
pemilu saja. Tetapi kapan saja, dimana saja.
#6
Pengalaman Keenam
Untuk
pertama kalinya saya menjabat Ketua Bidang Perempuan di DPC (tingkat
kecamatan). Ternyata bekerja di skup yang sangat luas sangat menguras energi. Tetapi
rasa lelah itu pasti akan sirna jika
melihat masyarakat senang dengan apa yang kita berikan. Terkadang sampai drop
juga sih karena nggak bisa jaga kondisi.
Nah….
Disini, saya punya pengalaman bagaimana berkampanye dengan sehat, tanpa politik
uang, tanpa menjelek-jelekkan partai lain. Pokoknya seru deh. Bagaimana kita
menyambangi ibu-ibu yang di sawah untuk menawarkan partai kita, pas hujan
pula.Wah,keyyeennn. Saya jadi tahu bagaimana partai-partai lain itu
berkampanye, dan saya, lebih memilih kampanye yang elegant.
Menjelang
pemilu, hampir tak ada waktu untuk keluarga. Tidak ada anggota keluarga yang
protes karena keluarga saya sudah paham betul.Terlebih lagi, bapak dulu salah
seorang tim sukses di sebuah partai sebelum reformasi, jadi masalah partai itu
sudah biasa.
7#
Saya dan kegilaan saya
Waktu
itu malam penghitungan suara pemilu legislatif. Saya menjadi Koordinator Saksi
di Desa/Kelurahan saya. Membagi konsumsi, menanyakan hasil dll, sampai mengawal
kotak suara ke Kecamatan. Jam 2 dinihari
saya baru pulang, dan saya seorang wanita. Hm… jangan berfikiran negative terhadap
saya karena dalam berhubungan dengan lawan jenis saya sangat menjaga.
Mungkin,
saat itulah saya benar-benar mempunyai semangat yang sangat meledak-ledak. Dan saya
sangat bangga bisa menjadi seperti itu. Ini adalah kisah yang paling
membahagiakan untuk dikenang, member semangat saat kaki terasa lelah dalam
berjuang.
Kini…..sudah
saatnya antiklimaks. Dimana saya harus regenerasi dengan para darah-darah
muda(padahal, saya juga masih muda hehhehe). Tetapi begitulah siklusnya. Semua
pasti ada masanya. Sampai sekarang saya masih berorganisasi. Sampai sekarang
saya masih terus berpolitik dan berpartai. Partai itu bukan semata-mata
kekuasaan, tapi bagaimana dengan berpartai itu kita bisa semakin bermanfaat bagi
masyarakat. Saya ya seperti ini, kalau Anda berbeda, ya itu hak Anda. Beda itu…bolehkaaannnn,
yang penting tak saling mencaci, yang penting tak saling membenci.
Salam
Semangat Membangun Negeri!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar