Kamis, 26 Desember 2013

Dimataku, organisasi dan politik itu…..



Politik itu kotor. Mungkin itu di matamu. Tetapi tidak di mataku.
 
1# Pengalaman pertama :
Mungkin dalam pikiranmu, politik itu identik dengan kekuasaan, jabatan, uang dan lain – lain. Jujur, saya suka berpolitik. Tetapi saya tidak menyadari, sejak kapan  saya suka berpolitik. Tetapi saya teringat kejadian ketika saya masih kecil dulu. Ketika itu, malam – malam  ibuku mengendap-endap di samping rumah Pak Lurah. Waktu itu ada acara pemilihan ketua pemuda. Wah…” si ibu emang kurang kerjaan, pingin tahu aja”, batinku saat itu. “Haduh Nduk….bapakmu jadi ketua pemuda lagi”, kata ibuku sembari menggandeng tanganku untuk pulang.
1# Pengalaman kedua :
Saat saya kelas lima SD, saya terpilih jadi Ketua Kelas. Dan itu berlangsung sampai saya kelas VI SD. Memimpin kelas yang waktu itu banyak “anak nakal” tidaklah mudah. Disini, mungkin belum terbudaya memimpin rapat. Yang ada hanyalah dominasi memimpin.  Bagaimana memimpin kelas, bagaimana menyikapi saat guru belum juga datang padahal jam belajar sudah berjalan dengan lama. Disini  saya dituntut untuk bisa “mendiamkan” kelas saat ada tugas dari guru atau saat guru keluar karena ada acara. Mungkin memang karena baru belajar, beberapa kali “mendiamkan” anak laki – laki memang agak susah. Ketika itu, sampai saya ditantang berkelahi. Dan benar, sebagai seorang “pemimpin”, gengsi donk kalau ga berani. Akhirnya sayapun berkelahi dengan teman lelaki saya.Waah…seru juga saat itu. Untung tidak lama setelah itu  bel masuk berbunyi. Selamat deh…. Mungkin….ini adalah pembelajaran politik yang keliru. Dimana, tidak semua “masalah” harus diselesaikan dengan aju jotos.
3# Pengalaman Ketiga : Vakum
Saat saya duduk di SMP, saya menjelma sebagai orang yang biasa – biasa saja.
Saya benar – benar menjadi pelajar yang hanya sekedar belajar. Di jenjang inilah, aku vakum berpolitik.
4# Pengalaman Keempat
Anak SMA semestinya masih suka belajar. Hm…saya masih rajin belajar kok. Nilai ujian juga ga jeblok-jeblok amat. Tapi di jenjang pendidikan ini saya mulai banyak mengikuti organisasi.Hm.. ada berapa ya? Kalau nggak salah ada 5 organisasi. Hampir pergi jam 6 pagi, pulang jam6 malam. Dari sini, saya banyak bersinggungan dengan orang-orang dari sebuah partai tertentu. Tetapi saya masih belum paham betul, apa itu politik, apa itu partai.
#5 Pengalaman Kelima
Semester pertama kuliah, saya langsung dibidik menjadi ketua DPRa di sebuah partai. Kenapa saya dipilih? Mungkin salah kali ya??. Mungkin karena teman-teman di organisasi tertentu tahu kalau saya punya bakat memimpin,ciiieeee, bukannya sombong sih, tapi saya mengakuinya. Saya mengendalikan kerja-kerja partai dari balik asrama. Maklum, waktu itu saya di asrama. Setiap pekan pulang dan selalu ada koordinasi. Maklumlah…partai saya itu bekernyjanya bukan Cuma kalau mau pemilu saja. Tetapi kapan saja, dimana saja.
#6 Pengalaman Keenam
Untuk pertama kalinya saya menjabat Ketua Bidang Perempuan di DPC (tingkat kecamatan). Ternyata bekerja di skup yang sangat luas sangat menguras energi. Tetapi rasa lelah itu pasti akan sirna  jika melihat masyarakat senang dengan apa yang kita berikan. Terkadang sampai drop juga sih karena  nggak bisa jaga kondisi.
Nah…. Disini, saya punya pengalaman bagaimana berkampanye dengan sehat, tanpa politik uang, tanpa menjelek-jelekkan partai lain. Pokoknya seru deh. Bagaimana kita menyambangi ibu-ibu yang di sawah untuk menawarkan partai kita, pas hujan pula.Wah,keyyeennn. Saya jadi tahu bagaimana partai-partai lain itu berkampanye, dan saya, lebih memilih kampanye yang elegant.
Menjelang pemilu, hampir tak ada waktu untuk keluarga. Tidak ada anggota keluarga yang protes karena keluarga saya sudah paham betul.Terlebih lagi, bapak dulu salah seorang tim sukses di sebuah partai sebelum reformasi, jadi masalah partai itu sudah biasa.
7# Saya dan kegilaan saya
Waktu itu malam penghitungan suara pemilu legislatif. Saya menjadi Koordinator Saksi di Desa/Kelurahan saya. Membagi konsumsi, menanyakan hasil dll, sampai mengawal kotak suara ke Kecamatan.  Jam 2 dinihari saya baru pulang, dan saya seorang wanita. Hm… jangan berfikiran negative terhadap saya karena dalam berhubungan dengan lawan jenis saya sangat menjaga.
Mungkin, saat itulah saya benar-benar mempunyai semangat yang sangat meledak-ledak. Dan saya sangat bangga bisa menjadi seperti itu. Ini adalah kisah yang paling membahagiakan untuk dikenang, member semangat saat kaki terasa lelah dalam berjuang.
Kini…..sudah saatnya antiklimaks. Dimana saya harus regenerasi dengan para darah-darah muda(padahal, saya juga masih muda hehhehe). Tetapi begitulah siklusnya. Semua pasti ada masanya. Sampai sekarang saya masih berorganisasi. Sampai sekarang saya masih terus berpolitik dan berpartai. Partai itu bukan semata-mata kekuasaan, tapi bagaimana dengan berpartai itu kita bisa semakin bermanfaat bagi masyarakat. Saya ya seperti ini, kalau Anda berbeda, ya itu hak Anda. Beda itu…bolehkaaannnn, yang penting tak saling mencaci, yang penting tak saling membenci.
Salam Semangat Membangun Negeri!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar